Komputer dan jaringan internet

Komputer dan jaringan internet pada abad ini sudah dianggap sebagai kebutuhan sehari-hari, sama pentingnya dengan pensil atau pena, kertas dan perpustakaan, sebelum fasilitas elektronik itu muncul dalam kehidupan orang biasa pada akhir abad ke-20 yang lalu.

Kalau dulu orang harus menggunakan pena dan kertas dan amplop serta perangko untuk mengirim surat, sekarang ada email. Surat yang diketik pada komputer bisa dikirim ke bagian manapun di seluruh dunia dalam waktu sekejap. Tanpa kertas dan tanpa perangko.
Kalau kita membutuhkan informasi tentang sesuatu, apakah harga-harga saham di pasar keuangan dunia, atau teknik pembangunan piramida pada zaman Mesir Kuno, hanya dengan beberapa ketukan pada keyboard, informasi yang dibutuhkan sudah muncul di layar komputer.
Tapi tidak banyak orang yang tahu bagaimana dan dari mana semua informasi itu datang ke komputer yang bersangkutan. Jaringan internet yang kita gunakan sekarang adalah perkembangan atau evolusi dari jaringan komputer militer yang ada pada zaman Perang Dingin tahun ’60-an dulu, ketika Amerika dan Uni Soviet saling berlomba membangun sistem senjata nuklir.
Para pejabat Amerika khawatir, kalau Uni Soviet berhasil melancarkan serangan nuklir duluan, Amerika kemungkinan akan kalah dan tidak akan sempat melancarkan serangan balasan. Sebuah bom nuklir yang diledakkan di atmosfir bumi, akan melumpuhkan semua hubungan radio yang menggunakan gelombang berfrekwensi tinggi yang dipantulkan dari lapisan ionosphere, selama berjam-jam; dan para komandan tentara tidak akan bisa mengirim perintah kepada komputer yang mengontrol peluncuran roket untuk melancarkan serangan balasan.
Sistem telpon yang ada pada saat itu masih menggunakan sistem analog, dan punya satu stasiun pusat. Kalau stasiun pusatnya lumpuh, semua jaringan telpon yang terkait juga ikut mati. Semakin jauh tempat yang dituju, kualitas transmisi atau pengiriman data, semakin tidak bisa diandalkan. Selain itu juga besar kemungkinan pusat-pusat komunikasi akan menjadi sasaran utama dalam serangan nuklir.
Pakar komputer Amerika, Paul Baran, yang meniru cara kerja otak, menciptakan sistem pengiriman data yang disebut ‘packet switching’ lewat jaringan telpon yang punya banyak sentral, yang bisa diandalkan kalau terjadi serangan nuklir.
Jaringan komunikasi yang diciptakan Paul Baran itu dibangun seperti jala penangkap ikan. Kalau kita perhatikan, bagian jala yang paling kecil adalah sebuah segi empat, yang tiap sudutnya berhubungan dengan kotak-kotak segi empat lainnya. Sistem itu memungkinkan tiap titik sambungan dalam jaringan itu untuk berhubungan dengan titik manapun dalam jaringan yang sama.
Paul Baran menambahkan dua jaringan ekstra dalam tiap segi empat yang paling kecil tadi, sehingga terbentuk garis sudut-menyudut, sehingga terbentuk tiga buah segitiga dalam tiap segi empat; dan secara keseluruhan, jaringan tadi tampak sangat rumit. Tapi justru disinilah keampuhannya, karena kalau satu bagiannya rusak atau sibuk, data elektronik akan dikirim lewat saluran lain yang masih baik atau yang tidak sibuk.
Kata Paul Baran, seandainya 50, 60 ataupun 70 persen jaringan komunikasi seperti itu rusak kena serangan bom, sistem tadi masih bisa berfungsi dengan baik, karena adanya jalur-jalur ekstra yang bisa dipakai.
Data komputer tidak dikirim dalam bentuk yang utuh; tapi di potong-potong dan dikirim dalam bentuk paket-paket, yang masing-masing punya alamat lengkap dan nomor urut. Setelah semua paket diterima ditempat tujuan, paket-paket itu disusun kembali oleh komputer menjadi pesan yang lengkap.
Sistem yang sama sekarang dipakai dalam jaringan internet. Kalau kita mendownload sesuatu lewat internet, dengan menggunakan modem yang berkecepatan 56 kilobit, misalnya, tampak data yang masuk itu terputus-putus, apalagi kalau informasi itu berupa foto-foto, tergantung dari jarak antara websitenya dengan komputer yang bersangkutan.
Tapi kalau komputer menggunakan jaringan yang disebut broadband atau jaringan berkecepatan tinggi, data yang masukpun lebih cepat. (Sumber: Radio Suara Amerika