Individu, Keluarga dan Masyarakat

Pendahuluan

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain.

Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya.Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :

Menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.

Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa.

Seringkali pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

Pertumbuhan Individu

Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa.

Menurut Aliran Asosiasi
Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut Aliran Psikologi Gestalt
Pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

Pendirian Nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi

Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun
Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. meurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Pada masa ini mulut memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Masa estetik ini dianggap sebagai masa pertumbuhan arasa keindahan. Pertumbuhan anak yang terutama pada masa ini adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Ada beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
Kalau tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
Amat realistik ingin tahu, ingin belajar
Gemar membentuk kelompok sebaya
Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.

Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .

Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan
Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti.

Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :

Keluarga Luas Utrolokal, Berdasarkan Adapt Utrolokal
Terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
Keluarga Luas Viriolokal, Berdasakan Adapt Viriolokal
Terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
Keluarga Luas Uxorilokal, Berdasarkan Adapt Uxorilokal
Terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan
Bersumber dari karya Emilie “Introduction a la sosiologi de la familie”, muncul istilah keluarga konjugal. Keluarga conjugal adalah keluarga dalam perkawinan monogamy,terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga konjugal sering juga disebut keluarga inti atau keluarga batih, untuk membedakannya dengan keluarga inti atau konsanguin. Contoh: keuarga besar (konsanguin) dalam lingkungan bangsa Indonesia antara lain terdapat pada keluarga suku batak. Kelaurg asuku batak terhimpun berdasarkan pada garis marga, misalnya maraga harahap, Nasution, simbolon, atau simanjuntak

Macam-macam fungsi keluarga adalah

Fungsi biologis
Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Ekonomi
Fungsi Keagamaan
Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA

Masyarakat adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahas Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi”

Peter L Berger, seorang ahlisosiologi memberikan definisi masyarakat sebagai beriktu : “ masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang luas sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :

Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.
Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
Masyarakat Industri. Contoh tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las
Populasi

October 9th, 2011 § Leave a Comment

Pengertian Populasi

Populasi merupakan kelompok organisme atau individu spesies yang sama, yang mendiami satu tempat tertentu pada satu waktu tertentu. Secara definif populasi dibatasi ruang dan waktu (limited and defined) sedangkan lingkungan merupakan variabel fisik dan hayati yang mempengaruhi keberadaan populasi, termasuk interaksi antara individu di dalam populasi itu sendiri maupun dengan spesies yang berbeda. Sedangkan untuk deme adalah populasi setempat yang setiap pasangan (jantan dan betina) memiliki peluang yang sama untuk kawin.

Karakteristik Populasi

Populasi memiliki sifat-sifat (karakteristik) yang dapat diukur secara statistik dan bukan sifat daripada individu-individu penyusunnya, di antara sifat-sifat tersebut adalah kepadatan, natalitas dan mortalitas, distribusi umur, potensi biotic, penyebaran dan bentuk pertumbuhan.

Kepadatan /kerapatan populasi
Kepadatan adalah ukuran besarnya populasi dalam satuan ruang atau volume, yang pada umumnya ukuran besarnya populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas populasi per satuan ruang atau volume. Dalam penentuan kepadatan populasi dapat dibedakan atas populasi kasar yaitu besarnya populasi per-satuan ruang keseluruhan, dengan kepadatan ekologis yaitu besarnya populasi per-satuan ruang habitat yang dapat ditempati oleh populasi bersangkutan. Dalam menentukan kepadatan populasi dalam skala ruang yang relatif sempit maka kita dapat melakukan perhitungan cacah individu atau biomas secara menyeluruh, namun pada ruang yang relative luas kita dihadapkan pada keterbatasan.

Untuk mengenal satu populasi maka kepadatan biasanya merupakan sifat pertama yang perlu mendapat perhatian. Pengaruh yang diberikan oleh satu populasi dalam satu komunitas atau ekosistem bukan hanya bergantung kepada jenis organisme tetapi juga kepada banyaknya individu atau kepadatan populasi itu. Ada beberapa metode untuk mengukur kepadatan populasi antara lain dapat disebutkan :

Menghitung jumlah (total counts), biasanya dipergunakan untuk mengukur populasi organisme besar dan nyata, atau yang berkumpul dalam koloni-koloni.
Metode sampel kuadrat (kuadrat sampling method), menghitung atau menimbang organisme dalam petak-petak persegi atau petak-petak melintang dengan luas dan banyaknya yang sesuai untuk mendapat taksiran kepadatan populasi daerah yang bersangkutan.
Metode memberi tanda tangkap kembali sesuai untuk bintang-bintang yang bergerak cepat seperti serangga yang terbang. Dalam hal ini satu sampel populasi ditangkap di beri tanda lalu dilepaskan. Kemudian setelah individu yang diberi tanda sudah bercampur kembali dalam populasi bersangkutan kembali
Natalitas
Natalitas merupakan kemampuan suatu populasi untuk menambah jumlah anggotanya secara inheren/besar. Laju natalitas adalah sama dengan laju kelahiran dalam terminology ilmu kependudukan (demography). natalitas maksimum adalah penambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi ideal (tidak ada faktor eksternal yang membatasi). Sedangkan natalitas ekologi adalah pertambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi alam senyatanya.

Natalitas biasanya dinyatakan sebagai laju yang diperoleh dengan membagi jumlah individu baru yang dihasilkan dengan satuan waktu (dNt/dt, laju natalitas absolute) yang dapat juga dinyatakan dalam jumlah individu baru per-satuan waktu per-satuan populasi (dNt/Ndt) disebut natalitas spesifik). Untuk natalitas dNn menunjukkan jumlah individu baru yang ditambahkan kepada populasi. Laju natalitas dapat nol (0) atau positip, tetapi tidak pernah negatif. Tetapi untuk laju pertumbuhan dN menunjukkan jumlah bersih penambahan atau pengurungan dalam populasi yang merupakan hasil bukan saja oleh natalitas tetapi juga oleh mortalitas, emigrasi. Jadi laju pertumbuhan mungkin negatip, nol atau positip karena populasi dapat berkurang atau tetap bertambah besar.

Faktor-faktor Pronatalitas :

Kawin usia muda.
Tingkat kesehatan.
Anggapan banyak anak banyak rejeki.
Faktor-faktor Antinatalitas

Pembatasan umur menikah.
Program keluarga berencana.
Pembatasan tunjangan anak.
Anak merupakan beban.
Mortalitas
Mortalitas adalah pengurangan cacah individu suatu populasi. Laju mortalitas adalah sama dengan laju kematian dalam demografi manusia. Moralitas dapat dibedakan atas mortalitas fisiologik dan ekologik. Mortalitas fisiologik adalah pengurangan individu anggota populasi dalam kondisi yang ideal. Semua organisme dalam kondisi ideal sekalipun akan mengalmi kematian sekalipun dalam umur relatif tua, yang secara teoritis ditentukan oleh longivitas fisiologik. Sedangkan mortalitas ekologik adalah pengurangan individu anggota populasi dalam kondisi alam senyatanya. Angka kematian ini biasanya lebih besar dibandingkan dengan kematian dalam kondisi ideal dan bukan merupakan tetapan.

Umurnya mortalitas spesifik dinyatakan sebagai persentase yang mati dalam waktu yang tertentu dari populasi permulaan. Karena kita sering tertarik kepada organisme yang hidup dari pada mati, maka sering mortalitas ditunjukkan dari segi kadar (persentase) survival.

Faktor-faktor Promortalitas

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesahatan.
Kurangnya fasilitas kesahatan masyarakat yang memadai.
Sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
Adanya bencana alam yang memakan korban jiwa.
Terjadi peperangan.
Faktor-faktor Antimortalitas

Fasilitas kesehatan yang memadai.
Lingkungan yang bersih dan teratur.
Larangan bunuh diri.
Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi.
Komposisi (distribusi) Umur Populasi
Struktur umur adalah sifat populasi yang penting mempengaruhi baik natalitas maupun mortalitas. Motalitas biasanya berbeda menurut umur dan kemampuan berkembangbiak sangat kering terbatas pada kelompok umur tertentu. Secara umum populasi mempunyai struktur umum yang secara garis besar dapat di golongkan atas tiga pola, yaitu:

Struktur umum menurun, yaitu struktur umum yang mempunyai kerapatan kecil pada umur muda, besar pada kelompok umur sedang dan kecil pada kelompok umur tua. Perkembangan populasi pada pola struktur umur yang demikian ini cenderung menurun dan pada periode waktu tertentu akan punah.
Struktur umur stabil, yang jika di gambarkan distribusi kelompok umur ini mempunyai bentuk seperti piramida sama sisi. Populasi dengan pola stuktur umum semacam ini dapat mempertahankan keberadaannya dalam waktu yang relatif lama.
Struktur umum meningkat ( berkembang), yaitu populasi dengan kerapatan kelompok umur muda paling besar. Populasi dengan pola stukutur ini akan mengalami perkembangan kerapatan yang relatif tinggi pada peride waktu mendatang.
Bodenheimer (1938) mengemukakan tiga kelompok umur ekologis yaitu masa sebelum berbiak (prereproductif) masa pembiakan (reproduktif) dan masa sesudah pembiakan (postreproduktif). Perbandingan masa-masa umur ini berbeda-beda pada setiap organisme, pada manusia modern misalnya, perbandingan ketiga masa umur itu relatif sama yaitu kira-kira sepertiga panjang umur seluruhnya. Manusia primitif dalam perbandingan, masa sesudah pembiakan jauh lebh singkat (odum 1971). Lotka (1925, dalam Odum, 1971) menunjuk secara teoritis bahwa populasi cenderung berkembang kesatu pola komposisi distribusi umur yang stabil. Jika komposisi yang stabil itu tergantung misalnya oleh perubahan sementara dalam lingkungan atau menbanjirkan perpindahan di antara dalam lingkungan atau menbanjirkan perpindahan dari atau ke populasi lain, pola komposisi umur yang stabil itu cenderung dikembalikan apabila situasi yang stabil ini penting, karena memberikan dasar untuk menilai komposisi distribusi umur yang aktual.

Komposisi distribusi umur dalam satu populasi, ialah mengatur data dalam bentuk polygon atau piramida umur dimana jumlah atau persentase individu dalam kelompok umur yang berbeda-beda di tunjukkan dengan batang-batang dengan panjang relatif dan disusun horizontal berturut-turut. Komposisi umur beberapa Negara di dunia, diterbitkan pada tahun 1965) (Hartley 1972).

Bentuk Pertumbuhan Populasi Dan Pengertian Daya Dukung

Bentuk pertumbuhan populasi adalah tiap populasi mempunyai pola pertumbuhan yang khas. Apabila angka-angka pertumbuhan populasi di atur di atas grafik, kurva yang akan terjadi mungkin berbentuk huruf J atau berbentuk huruf S. bentuk kurva grafik seperti huruf J dan S tersebut merupakan pola dasar tersebut berbentuk sebagai variasi sesuai dengan sifat-sifat organisme dan lingkungan populasi bersangkutan.

Mac Arthur dan Wilson (1967) melihat perbedaan penyesuaian organisme terhadap pemanfaatan sumber makanan yuang ada di dalam ekosistem yang berbeda kestabilannya. Dalam ekosistem yang senantiasa berubah umumnya organisme akan mengembangkan kemampuan untuk mungkin (mempergunakan kesempatan selagi masih ada) organisme seperti ini di golongkan sebagai organisme akan mengembangkan kemampuan menggunakan sumber makanan yang ada seefisien mungkin agar tidak hampir, meskipun diperebutkan di antara populasi yang hamper jenuh kepadatannya, organisme seperti ini di golongkan sebagai organisme “seleksi K”.

Organisme yang bentuk pertumbuhan populasinya seperti huruf J adalah organisme yang bersifat seleksi r ( r adalah symbol laju pertumbuhan populasi), karena organisme seleksi r hampir selalu dapat dalam keadaan potensial untuk bertambah. Sebaliknya organisme yang bentuk pertumbuhan populasinya seperti huruf S (sigmoid) adalah organisme seleksi K ( k adalah symbol padat populasi pada populasi pada daya dukung (carrying capacity) karena organisme seleksi K hampir selalu terdapat dalam keadaan populasi dekat atau pada daya dukung habitatnya. Umumnya organisme di daerah kutub bentuk pertumbuhan populasinya kebanykan organisme di daerah tropis. Puncak dari suatu grafik menunjukkan jumlah populasi yang kira-kira tetap, dimana di atasnya tidak ada lagi pertambahan populasi yang berarti di sebut daya dukung ( lingkungan). Tetapi karena factor-faktor lingkungan sering berubah-ubah, maka sering pula kepadatan populasi naik mungkin sampai di sebelah bawah batas daya dukung kemudian naik lagi dan seterusnya.

Deeevy (1958, dalam Odum, 1971) mengemukakan bahwa pola pertumbuhan bantuk B-2 yang paling umum dan pola yang paling mungkin diperlihatkan oleh populasi manusia apabila hnya dikendalikan oleh pengaruh “kesesakan sendiri” yaitu tidak ada pengendalian dari luar yang di jalankan seperti keluarga berencana yang sistimatik. Penyebaran/perpindahan populasi yaitu pergerakan individu-individu atau alat-alat pembiakannya masuk atau keluar suatu populasi atau daerah populasi, turut mempengaruhi bentuk pertumbuhan serta kepadatan populasi bersangkutan bersama-sama dengan natalitas dan mortalitas. Ada tiga penyebaran/perpindahan populasi yaitu (1) emigrasi yaitu pergerakan keluar, (imigrasi) pergerakan ke dalam dan yang (3) migrasi yaitu pergi (keluar) dan kembali (masuk secara periodic).

Pertumbuhan Populasi

Populasi di batasi oleh ruang dan waktu, ini berkaitan dengan perubahan factor-faktor yang bekerja baik internal maupun eksternal dari populasi. Populasi tidak selalu statis namun dinamis sepanjang perubahan waktu. Misalnya populasi walang sangit berhubungan dengan areal pertanaman dan tidak hanya besarnya populasi pada suatu waktu tetapi bagaimana perubahan besarnya populasi serta factor yang bekerja dalam perubahan tersebut.

Ukuran besarnya populasi dapat dilakukan dengan menggunakan kerapatan, yang biasanya dinotasikan dengan N dan waktu dinotasikan t. proses perubahan satu populasi dapat dilakukan dengan trayektori perubahan suatu titik ke titik berikutnya, yang bekerja mengikuti kaidah-kaidah berkaitan dengan perubahan alamiah menurut dimensi waktu.

Apabila perubahan populasi tersebut terjadi pada lingkungan tidak terbatas maka laju pertumbuhan spesifik, populasi tersebut konstan untuk saat itu. Asumsi kondisi tidak terbatas memang kurang tepat. Keadaan di alam sumber daya tersedia terbatas di samping itu bekerja pula factor lain misalnya kompetisi, baik diantara individu anggota populasi itu sendiri maupun antar populasi. Dalam keadaan senyatanya perubahan kerapatan populasi diakibatkan oleh :

Natalitas (penambahan jumlah individu karena kelahiran)
Masukan individu dari luar ke dalam populasi tersebut (imigrasi)
Keluarnya individu anggota populasi tersebut (emigrasi).
Stategi pertumbuhan populasi

Kemampuan berkembang suatu populasi sehingga saat ini merupakan hasil proses adaptasi yang panjang (ababtasi). populasi selalu merespon perubahan lingkungan untuk mempertahankan keturunnya dengan berbagai cara. oleh karena itu sering kali kita temukan di alam spesies yang telah mengalami spesifikasi (spesies local) dan sub spesies lainya. Pertumbuahan suatu populasi pada kondisi tertentu berada di dekatnya dukung lingkungan (K) maka strategi yang dikembangkan adalah strategi K. sebaliknya populasi mempunyai laju yang optimal pada kondisi dibawah daya dukung lingkungan. Maka strategi r dikembangkan adlah strategi r. hal ini mempunyai pengertian bahwa strategi r akan dikembangkan oleh suatu populasi jika kondisi lingkungannya ideal sedangkan strategi K akan dikembangkan pada saat populasi mendapatkan stress lingkungan (kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan).

Sumber :
http://lumele.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
http://pirantesgeography.blogspot.com/2009/11/kelahiran-natalitas-kelahiran-merupakan_18.html